
sedetik kemudian diam terasa emas,
berharganya kemudian menjadi satu dua riak yang menggulung tepian pasir putih.
kembali ku bertanya, dalam diri, masih dalam diam,
apa itu cinta?
tak bertemu pada diri,
lariku pada langit, awan, ombak, pelangi, atau bulan kah?
ah, aku bukan pujangga pengemis kata
maka tanyaku sampai babak berikutnya,
bertanya pada yang nyata.
wujud tingkahmu tak laku bijak dan membawa
kak, apa itu cinta?
lalu apa itu...