Sabtu, 23 Februari 2013
Akumulasi kejadian menyayat; sakit hati, merasa di di remehkan, merasa semua yang di lakukan sia belaka, dan bentuk kekecewaan lainnya sebenarnya sudah mulai terobati dan sebagian potongannya sudah terhapus juga dari memori. Sampai kemudian pada suatu siang, terungkap satu kebenaran yang tak pernah terungkap dan sepertinya berniat untuk tidak diungkap. Kebenaran stimulan yang menggertak nurani dan membangkitkan kembali emosi mennggebu.  Kebenaran yang awalnya membuat siapa saja (apa lagi saya) tertawa, tentu saja! untuk ukuran laki-laki menangis di forum (meski mungkin tertutup sekalipun) adalah satu  hal yang amat sangat konyol. Tapi sedetik kemudian, rasa bersalah yang amat muncul karena mungkin sedikit banyak pemicu ‘nangis’nya adalah SAYA.

Sejujurnya, saya sendiri (seperti yang sudah disebutkan diatas) sudah lupa pada peristiwa tersebut bahkan ketika saya mencoba mengingat kembali kejadian tersebuat yang saya dapati dari ingatan saya adalah gambar semu belaka.

Tapi, atas fakta selanjutnya bahwa di forum siang itu (yang-maaf- seharusnya saya sudah tidak mau tahu tapi ternyata hal yang saya lakukan justru sebaliknya, sibuk mengorek info tentang ini dan itu) ternyata ada nama saya disebut dan mungkin sedikit banyak menjadi materi pembahasan mengganggu pikiran saya.

Untuk sededar diketahui, tentang alasan apa yang sebenarnya membuat saya ‘keluar’ sampai saat ini tidak seorang manusia pun yang tau benar, untuk itu tidak ada yang perlu di salahkan atau tidak perlu juga ada yang merasa bersalah. Apa yang menjadi keputusan saya di picu oleh akumulasi dari potongan-potongan peristiwa yang membuat saya sepertinya lebih baik untuk mundur.

Jadi, bait terakhir ini untuk siapa pun yang merasa marah, kecewa, tersakiti, atau bahkan terdzolimi atas apa yang pernah saya lakukan selama berinteraksi bersama kalian, (dengan kesungguhan yang dalam) saya memohon maaf. Juga terimakasih untuk ilmu-ilmu dan pelajaran berharga lainnya yang sudi kalian bagi untuk saya.Untuk 2 orang yang saya rasa paling peduli dan pernah ikut meneteskan air mata tanda kalian ikut merasakan apa yang saya rasakan, kalian berdua mas Bro 'n mbak Bro terima sungkem saya tanda maaf dan terimakasih yang amat sangat dalam.


Leave a Reply

 
 

About Me

Foto Saya
ketika tak satu tempat pun layak untukmu, berusahalah. jangan berhenti pada satu titik melelahkan itu