Senin, 28 Mei 2012

Aku dan Mendoan part-2

Setelah entah berapa lamanya, malam ini kembali tergerak untuk menoreh kan sesuatu. Sekedar memuaskan diri sendiri, juga sebagai pengingat diri.
Ini masih seputar kisah dari negeri nan jauh disana. Kota perwira. Sekelebat bayangan kenangan itu tiba-tiba berkelebat di otak ku. Kalau saja aku adalah sebuah tokoh di film-film kartun, mungkin di sekitar kepalaku akan ada video atau slide yang sedang mempertontonkan  sebuah adegan--yang tadi aku menyebutnya sebagai bayangan. Kota Perwira lagi-lagi membuatku mengingat banyak hal. Diantara banyak hal ini, salah satunya adalah (sudah disebutkan sebagai judul) Mendoan.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://2.bp.blogspot.com
Mendoan adalah salah satu makanan khas daerah sekitar Banyumas ( baca "Aku dan Mendoan Part 1). Sekali lagi ditegaskan, bahwa Mendoan adalah makanan khas Banyumas, bukan hanya daerah Purbalingga kota perwira saja. Tapi karena pertemuan ku dan si Mendoan ini di kota Perwira, sekaligus aku jatuh cinta pada Mendoan juga di kota perwira, jadilah kota Perwira, aku, dan Mendoan memiliki korelasi 1 atau mendekati 1 yang dalam ilmu statistik berarti hubungan nya sangatlah erat.
Kawan, ini salah satu cerita ku (yang lain). Masih dari salah satu sudut kota Palembang. Siang itu, setelah kekenyangan menyantap makan siang aku dan sahabatku singgah istirahat di rumah salah seorang dari kami. Sambil memepas lelah, seorang (yang lain) dari kami berbicara di telepon dengan pacarnya yang ternyata berasal dan tinggal di Banyumas. Disela percakapan itu, ada pembicaraan tentang mendoan. Hanya beberapa kalimat saja, tapi ini awal dari kebangkitan sekelebat bayangan.
Setiap pagi, kami selalu berebut setrikaan, berebut kamar mandi, dan berebut segalanya. Membuat suasana sunyi kost-kost an yang belum disepakati namanya bahkan sampai sekarang itu jadi riuh. Ini hanya sekedar seni bangun tidur ( heehee). Tapi satu cerita yang selalu melekat di pikiran adalah ketika setiap pagi, entah siapa saja yang yang bertugas atau menugaskan diri untuk membeli sarapan pagi kami sibuk teriak si tempat setrika, didepan kamar, atau di depan kamar mandi : " makan apa??". Jawaban yang paling sering terlontar adalah nasi Mendoan. Ya, begitulah kami bersahabat dengan Mendoan. Bukan hanya itu, bahkan ketika kami bangun kesiangan massal dan tidak sempat membeli sarapan pagi, kami biasa sarapan di kantin sekolah. Beda tempat, tapi sama menu : Mendoan. ihh, bener-bener sahabat mendoan. Belum lagi siang hari, makan siang kami masih berkutat seputar menu yang juga ada Mendoan.
Begitu lah, aku atau ribuan "warga Mendoan" lain nya yang dalam petualangan mungkin merasakan hal yang sama: Rindu. Tak payah, ibuku sering bilang : bikin mendoan yuk !sesudah itu kalimat pertama yang muncul kemudian adalah : rasanya beda, nggak yang kayak Mendoan beneran. hee
***walau sedikit membingungkan. Setidaknya ini ungkapan kerinduan. Meski terkesan biasa saja. Tapi bagiku luar biasa

One Response so far.

  1. carmine says:

    terasa koq rindunya.
    jadi pengen merindu #plak

Leave a Reply

 
 

About Me

Foto Saya
ketika tak satu tempat pun layak untukmu, berusahalah. jangan berhenti pada satu titik melelahkan itu