Aku !
Siapa aku?? Aku bukan binatang jalang,seperti kata Chairil Anwar dalam puisi nya "Aku",hee :)
oke..kaitan nya dengan judul diatas,aku adalah seorang gadis remaja yang lahir dari sebuah keluarga jawa. Tepatnya Jawa tengah,tepatnya lagi kabupaten Purbalingga. Purbalingga merupakan salah satu kabupaten yang masuk dalam wilayah krasidenan Banyumas yang terkenal dengan bahasa ngapak nya. Selain ngapak nya,Banyumas juga punya makanan unik nih.. MENDOAN namanya. Wah makanan apa itu??hmm, mendoan itu makanan yang terbuat dari tempe yang balut oleh adonan tepung beras dan tepung terigu,ditambah daun bawang dan daun sop,ditambah lagi dengan bumbu-bumbu,lalu digoreng di minyak panas. Ah,itu biasa aja ya.. apa bedanya sama tempe tempe lain yang juga digoreng??nha disini uniknya..mendoan itu dimasak setengah matang,kata Wikipedia arti dari kata mendoan itu sendiri adalah memasak dengan minyak panas yang banyak dengan cepat sehingga masakan tidak matang benar. Bagi kalian yang belum pernah icip-icip rasanya,pasti beranggapan aneh tentang makanan ini. Ini cerita ku yang pertama tentang mendoan....
Suatu hari takdir membawa ku untuk menimba ilmu ke pulau seberang. Seluruh cerita unik tentang mendoan ini berlatar kan di sebuah kota di Sumatera,yaitu Palembang. Mendoan menjadi makanan yang asing ditengah gelamor nya pesona pempek. Suatu pagi yang cerah di Rumah Makan Sate Solo Palembang, dua anak perempuan ini asik dengan panci,wajan,dan teman-teman nya. Dari gaya nya,boleh lah.. sepertinya mereka sudah terbiasa dengan masak memasak. Satu diantara mereka membuka percakapan..
si poo: "lus, bikin mendoan yok..kamu kan wong ngapak!"
si lus : "ayo mba" (senyum lebar kegirangan)
singkat cerita, kami mulai melancarkan misi masak mendoan
si lus : "mba poo..angkat lah"
si poo: "oy,nanti.tunggu kering baru diangkat!"
si lus : "oy,itulah namanya mendoan mba"
si poo: "ish tempe belum mateng gini kok suruh diangkat si?"
si lus : "yo itu lah namanya mendoan.kl nunggu kering itu namanya kripik tempe,bukan mendoan. Sini aku bae yang nggoreng !" (emosi tinggi kerna takut kehilangan mendoan :D )
mulailah si ngapak beraksi. ditengah aksi,suara itu lagi lagi mengusiknya
si poo: "ai,sudah ya??baru masuk tempe itu ke minyak,ngapo kau angkat?
si lus : "kan mendoan" (cuek)
si poo: "oh" (garuk-garuk kepala)
si lus : (nyengir)
si poo: "lus,wong ngapak tu cangok ya..tempe belum mateng dimakan"(polos banget)
si lus : (diem.bingung mau ngomong apa lagi)
note : cangok=rakus
nhaa,itu ceritaku dan mendoan bagian 1. Yang perlu dipetik dari sini adalah bahwa suatu budaya yang lazim di suatu tempat,mungkin akan sangat aneh apa bila di tempat lain. Tidak masalah,jangan jadikan itu sebagai bagian dari sekat sekat sosial justru itulah kelebihan negeri ini. Tidak lantas saling menjelekkan atau mengucilkan salah satu kebudayaan.
sumber gambar
[ Read More ]