Ketika melihat sesuatu yang 'buruk', dasar nurani manusia ingin selalu merubah nya menjadi sesuatu yang lebih baik (setidaknya itu lah yang ku yakini sebagai fitrah manusia). Tapi bagaimana cara melakukan perubahan? masaing-masing orang punya banyak jawaban dan itu (begitu) di bolehkan (banget).
Dari satu niatan yang baik itu kemudian lahirkan banyak kecewa ketika tabir dari satu kebaikan tidak gamblang dapat di buka oleh manusia. Acara perubahan yang kemudian saya artikan sebagai menebar kebaikan di jadikan satu hal yang baku dan bisa menentukan ini itu. Ini itu yang tentu bukan sesuatu yang bermutu. Kekangan struktur yang kemudian dipandang sebagai laku yang yang patut untuk di sebut terpuji, padahal justru membuat manusia peka terhadap inti dari kebaikan yang hakiki. Toh setidaknya kebaikan itu tidak melulu di nilai dari atensi sebuah acara satu-dua jam belaka.
Oooh... alangkah picik manusia-manusia. Aku takut jika satu hari nanti senyum tidak masuk dalam daftar aturan kebaikanmu. Apa itu yang disebut mimpi?
Rasanya orang yang sudah 'terkubur' dalam peti itu akan menangis untukmu sekarang ini. Karena kamu tidak pernah tau bagaimana rasanya pedih menyingkap belukar jika yang kamu lakukan sekarang hanya menari di atas hamparan rumput nan hijau bekas belukar leluhurmu.
Berkata : " Itu hal yang mudah. Kami bisa melakukannya dan kami akan mengajari kalian semua. haaaa... "
Sabtu, 16 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)