kesungguhan menggaungkan kebahagiaan
yang kemudian hidup di rongga hati
kamu pikir siapa aku?
benarkah harus ku gantungkan hidup padamu?
katamu, apakah aku?
Ibu? IBU? seperti orang yang melahirkanmu bukan?
sayang nak, pengorbanan ibu akan selalu lebih besar di banding anak.
sama sepertimu, sama sepertiku, dan sama seperti kita.
maka kenapa harus aku? karena yang harus berkorban adalah aku bukan?
karena yang patut mecintai adalah aku bukan? sedang anak boleh mencintai juga boleh tidak.
tapi, bahagiakah kamu nak? bersediakah kamu, jika ibu mengutukmu jadi batu Malin Kundang atau Tangkuban perahu?
katamu kisah kesukaanmu adalah Tangkuban perahu nak? dan kau ingin aku selalu dendangkan itu sebelum tidur nak?
ah nak, baginilah cinta ibu… taukah kau akhir cerita dari kutukan anak oleh ibunya adalah tentang penyesalan belaka… bukan KEPUASAN!
maka nak, catatlah! cinta ibu luaaaas sekali, bahkan jika sudah berjanji untuk tidak mencintaimu pun ibu akan tetap ingkar!
semoga selalu ingat ibumu nak, datanglah jika kau butuh ‘dekap hangat’ seorang “IBU”