#Post Title #Post Title #Post Title
Minggu, 15 Desember 2013

*)

Bara
bagaimana mematikan bara? menyiram dengan minyak tanah atau bensin kemudian menyulut dengan api, sepertinya ide bagus bukan? ah, bahkan BBM juga akan naik, mungkin membiarkannya mati perlahan atau mati mendadak oleh gerimis akan lebih baik!
Bara, yang membakar Arang menjadi Abu
[ Read More ]

(31/90/42)

Kereta Lamban 
Matahari terbit lamban
Atau, barangkali masih enggan
Seperti ku yang masih tertahan
Selamat datang, kota perantauan…
Selamat tinggal kota petualangan,
apa kabar kota kelahiran?
Semoga baik, kota keturunan

[ Read More ]

Mimpi




Pagi…
Masihkah kau terbangun dengan mimpi yang sama?
Maafkan aku, semalam aku datang  (lagi) dalam tidurmu…
Sayang, aku belum mengerti mimpi buruk atau mimpi indahkah engkau (?)
[ Read More ]

Bait Enam/ Jika Saja

Apa kamu memilih?
Dengan siapa kamu berbagi?
Aku yang juga masih enggan dan ragu
Sebagai apa aku menurutmu?
Aku pernah mengenal teman baikmu,
sebagai apa ‘aku’ pikirmu?
Ternyata bahkan tak kau jelaskan.
Mungkin sama sepertiku, enggan  dan akan selalu.
Aku menjelaskan kamu sebagai peneduh,
Pemilik senyum dan tatap mata mata kesukaan.
Pelipur walau tak lakukan papa.
Lalu aku?
Jika saja, jika saja ada harapan padaku.
Bisa kah aku kali ini meminta?
Berikan persis seperti permintaanku
Jangan lebihkan seperti biasanya,
Jangan tambahkan senyum,
Pun tatapan mengejar ‘ada apa?’ gayamu
Jika saja bisa, aku meminta
Anggaplah aku sebagai ‘penawar’ kegelapan.
Lilin, yang kobar takkan pernah putus asa
[ Read More ]

Bait Ketiga/ Kenapa AKU (!)

kesungguhan menggaungkan kebahagiaan
yang kemudian hidup di rongga hati
kamu pikir siapa aku?
benarkah harus ku gantungkan hidup padamu?
katamu, apakah aku?
Ibu? IBU? seperti orang yang melahirkanmu bukan?
sayang nak, pengorbanan ibu akan selalu lebih besar di banding anak.
sama sepertimu, sama sepertiku, dan sama seperti kita.
maka kenapa harus aku? karena yang harus berkorban adalah aku bukan?
karena yang patut mecintai adalah aku bukan? sedang anak boleh mencintai juga boleh tidak.
tapi, bahagiakah kamu nak? bersediakah kamu, jika ibu mengutukmu jadi batu Malin Kundang atau Tangkuban perahu?
katamu kisah kesukaanmu adalah Tangkuban perahu nak? dan kau ingin aku selalu dendangkan itu sebelum tidur nak?
ah nak, baginilah cinta ibu… taukah kau akhir cerita dari kutukan anak oleh ibunya adalah tentang penyesalan belaka… bukan KEPUASAN!
maka nak, catatlah! cinta ibu luaaaas sekali, bahkan jika sudah berjanji untuk tidak mencintaimu pun ibu akan tetap ingkar!
semoga selalu ingat ibumu nak, datanglah jika kau butuh ‘dekap hangat’ seorang “IBU”
[ Read More ]
Minggu, 10 November 2013

Kotak Sampah #1

kenapa gambarnya ini? rada gak nyambung, tapi biarlah. disini letak misterinya
Setelah kembali membaca tulisan beberapa teman yang dulu sangat di tunggu hadirnya setiap saat membuatku tersadar akan sesuatu. Apa tujuan utamaku membuat akun ini? Untuk 'alat' menyombongkan diri seperti banyak akun sosmed lainnya kah? Rasanya bukan, seingat saya secara resmi harusnya hanya ada 2 orang yang tau persis pemilik akun ini dan... apa yang bisa diharapkan dari dua orang cupu untuk mendukungku menjadi sombong? hha.

Nostalgia saat akun ini baru pertama dibuat. Awalnya, aku hanya berani menulis di angan. Iya, di angan-angan, saat-saat menjelang tidur dan menatap ke langit-langit ruangan aku bisanya mendendangkan sebuah puisi. Itu saja, tidak pernah jelas dan tidak pernah ada yang tau. Selanjutnya, aku hanya menulis di draft hp dan beberapa kertas yang bertebaran, di buku catatan sekolah, atau buku catatan utang piutang :D

Maka di buatlah aku ini, tujuannya satu : aku cuma pengen ada 'sesuatu' yang bisa menampung pikiran 'sampah' ku kapanpun dan tidak pernah mengeluhkan sesuatu. Dan, sekali lagi bahwa tak kutemukan satu manusia pun yang masuk dalam kriteria tersebut. Maka jadilah, 'sesuatu' itu berwujud blog.

Ampuh! Sejauh ini tujuan utama ku terpenuhi. Dalam kurun waktu (-/+) dua tahun ini, sudah terhitung puluhan ke enam menuju ke tujuh 'sampah' ku terorganisir. Mengagumkan bukan? meski ini bukan satu-satunya 'tempat sampahku'...

Setelah  melihat grafik aktivitas blog ini, baru aku menyadari bahwa pun seperti perasaan dan iman aktivitas ini juga mengalami fluktuasi. Belakangan, karena mendapatkan 'tempat sampah' baru maka aktivitas di sini nyaris nol. Bukan karena itu saja, satu hal yang membuat aktivitas ku jadi garis lurus adalah : Karena follow orang yang salah tapi kemudian nggak tau caranya unfollow (PUAS?)

Setelah kemudian mulai beraktivitas kembali disini, baru disadari 'gaya bahasa' 'gaya tulisan' dan 'jenis tulisannya' berbeda. Sepertinya sudah sedikit melenceng dari tujuan semula. Mungkin, bagi orang yang mengikuti sejak awal tau dimana letak perbedaan tersebut. Kamu, hey... iya kamu! Kamu tau dimana letak bedanya? hahaha :D
[ Read More ]
Selasa, 05 November 2013

Benda dengan Nyawa

Berapa kali aku mengungkapkan ini kepada beberapa orang. Kadangkala, harus diakui bahwa berbicara dengan 'benda' jauh lebih mudah dari pada berbicara dengan manusia. Nggak setuju? ya monggo saja, ini kan menurut saya. Faktanya, benda-benda itu bisa mendengarkan berbagai macam keluh kesah kita.Bukan, ini bukan sekedar alibi dari manusia tak berteman dan tertutup. Ini objektif meski dari hanya satu atau dua prespektif.


Saya termasuk orang yang percaya bahwa benda punya 'nyawa'. Tentu nyawa yang berbeda dengan nyawa pada manusia atau hewan pada umumnya. Saya punya beberapa benda kesayang dengan nilai historis yang sangat tinggi, meskipun dalam hal rupiah nilainya bahkan sangat kecil. Beberapa benda itu lah yang biasanya amat sangat setia mendangarkan keluh kesah saya. Mendengarkan tidak melulu soal telinga, berbicara, dan kata-kata, berbicara bisa lewat apa saja dengan media yang juga bermacam.

Biar ku beritahu, benda-benda tersebut selain bisa mendengar mereka juga mampu menyimpan berbagai macam kenangan. Senang, sedih, sakit hati, semua ada pada tempatnya. Tersusun rapi, dan selalu 'ada' kapan pun aku menginginkannya.

Apa itu berlebihan? Untuk manusia kompleks seperti saya rasanya hal tersebut tidak berlebihan sama sekali. Dalam imaji saya, bahkan benda-benda itu mampu berkomunikasi dua arah dan memberikan solusi atas apa yang sedang saya hadapi.  Benda-benda tersebut tentu saja benda spesial. Spesial bisa jadi karena bentuknya, cara mendapatkannya, pemberinya, atau karena benda itu sendiri sudah sangat spesial.

Sayangnya, perihal ini orang tak lagi banyak peduli. Dan tidak akan pernah sejalan dengan kemajuan teknologi yang berkembang cepat dan pesat. Orang sudah enggan untuk menjalin hubungan dengan benda-benda tersebut. Tidak ada lagi benda yang terlalu spesial, benda yang terlalu di sayang, dan sebagainya.

Lebih spesifik tentang benda kesayangan mungkin akan saya ceritakan selanjutnya. Saya hanya ingin menuliskan ini sebagai pengingat akan satu peristiwa besar dalam hidup saya. Serta dedikasi yang setinggi-tingginya untuk para benda-benda spesial.
[ Read More ]
 
 

About Me

Foto Saya
ketika tak satu tempat pun layak untukmu, berusahalah. jangan berhenti pada satu titik melelahkan itu