semakin cepat, sampai-sampai berhenti ...
rentetan peristiwa sekelebatan melayang-layang
seketika degup melemah
aku tetap diam, namun leleh kemudian
sudut yang lain dimulai dengan rentetan tanya
apa dia baik?
apa dia mengerti kamu?
apa dia rajin?
apa dia bersahabat dengan sahabat-sahabatmu?
apa dia tersenyum ramah kepada ibumu?
apa dia membahagiakan mu?
apa dia mampu mengajarkan kedewasaan untukmu?
apa dia membuatmu nyaman?
apa kamu selalu tersenyum dengan nya?
apa kamu masih menangis untuknya?
apa kamu sudah lupa goresan luka
apa bekas luka mu sudah hilang?
meski tanya nyata tak bijak,
dan jawab terpancar dari rona,
tapi sungguh, selirik pandang tak mampu gariskan
tolong, berikan aku tanda bahwa ini nyata,
senyata luka menganga yang kau goreskan
beri aku, segores senyum lagi
agar aku tenang melepasmu,
agar aku tau kau bahagia