Akumulasi kejadian menyayat; sakit hati, merasa di di remehkan, merasa
semua yang di lakukan sia belaka, dan bentuk kekecewaan lainnya sebenarnya
sudah mulai terobati dan sebagian potongannya sudah terhapus juga dari memori.
Sampai kemudian pada suatu siang, terungkap satu kebenaran yang tak pernah
terungkap dan sepertinya berniat untuk tidak diungkap. Kebenaran stimulan yang
menggertak nurani dan membangkitkan kembali emosi mennggebu. Kebenaran yang awalnya membuat siapa saja (apa
lagi saya) tertawa, tentu saja! untuk ukuran laki-laki menangis di forum (meski
mungkin tertutup sekalipun) adalah satu hal yang amat sangat konyol. Tapi
sedetik kemudian, rasa bersalah yang amat muncul karena mungkin sedikit banyak
pemicu ‘nangis’nya adalah SAYA.
Sejujurnya, saya sendiri (seperti yang sudah disebutkan diatas) sudah lupa
pada peristiwa tersebut bahkan ketika saya mencoba mengingat kembali kejadian
tersebuat yang saya dapati dari ingatan saya adalah gambar semu belaka.
Tapi, atas fakta selanjutnya bahwa di forum siang itu (yang-maaf-
seharusnya saya sudah tidak mau tahu tapi ternyata hal yang saya lakukan justru
sebaliknya, sibuk mengorek info tentang ini dan itu) ternyata ada nama saya
disebut dan mungkin sedikit banyak menjadi materi pembahasan mengganggu pikiran
saya.
Untuk sededar diketahui, tentang alasan apa yang sebenarnya membuat saya ‘keluar’
sampai saat ini tidak seorang manusia pun yang tau benar, untuk itu tidak ada
yang perlu di salahkan atau tidak perlu juga ada yang merasa bersalah. Apa yang
menjadi keputusan saya di picu oleh akumulasi dari potongan-potongan peristiwa
yang membuat saya sepertinya lebih baik untuk mundur.
Jadi, bait terakhir ini untuk siapa pun yang merasa marah, kecewa,
tersakiti, atau bahkan terdzolimi atas apa yang pernah saya lakukan selama berinteraksi
bersama kalian, (dengan kesungguhan yang dalam) saya memohon maaf. Juga
terimakasih untuk ilmu-ilmu dan pelajaran berharga lainnya yang sudi kalian
bagi untuk saya.Untuk 2 orang yang saya rasa paling peduli dan pernah ikut meneteskan
air mata tanda kalian ikut merasakan apa yang saya rasakan, kalian berdua mas
Bro 'n mbak Bro terima sungkem saya tanda maaf dan terimakasih yang amat sangat
dalam.