berharganya kemudian menjadi satu dua riak yang menggulung tepian pasir putih.
kembali ku bertanya, dalam diri, masih dalam diam,
apa itu cinta?
lariku pada langit, awan, ombak, pelangi, atau bulan kah?
ah, aku bukan pujangga pengemis kata
maka tanyaku sampai babak berikutnya,
bertanya pada yang nyata.
wujud tingkahmu tak laku bijak dan membawa
kak, apa itu cinta?
lalu apa itu jatuh cinta, kak?
tanya yang menggantung di langit.
rongga langit.
tetap tergantung, bahkan hingga bertahun kemudian.
hingga ku tau manisnya sendiri
hingga ku kecap pahit yang lain
juga kupaksa sembuh dari makna semu
juga kutahan diri untuk umbaran tak bermakna
meski indah,
azzam ku teguhkan.
bahkan hanya untuk 1, 2, 3 yang coba-coba
ini semua tentang titik, pantang berkoma sebelum kalimat selanjutnya !
ukir, dan nyata kemudian akan pula bijak jadinya.
cinta itu... hmm...
ya gitu deh :p
iya 'kak'... heehee :D
makasih ya, haturnuhun pisan sudah mampir ke blog saya :)
yoi, sama-sama ;)
Selamat mengukir yang nyata, yang tidak hanya berjuta rasanya. Dan pula indah pada waktunya.
iya mba, ada lanjutanya berjuta rasanya itu sepotong hati yang baru. senin nyampe ke sini :)