suatu siang..
" yuk, apo ini " ( mba,apa ini)
jantung seketika berdegup cepat ! aku merasa pipiku panas. Meski aku sendiri tidak dapat melihat ekspresi raut mukaku saat itu, tapi aku bisa mendeskripsikanya. Ekspresi gugup, cemas, takut, terkemas cantik jadi satu.
"haah.. ini ...ini beasiswa" gugup ! hanya mengeluarkan beberapa kata saja serasa berat dilidah.
"ck mano?? apo be syaratnyo?" (gimana??apa aja syaratnya?)
masih gugup, bahkan semakin hebat. terbata mencoba menjelaskan jawaban atas pertanyaan tersebut.
"ooo " berbisik, kedua mahasiswi cantik itu langsung pergi ngeloyor sambil bisik-bisik.
lihat kanan kiri, jantung masih berdebar hebat. aku membuang diriku sendiri ke kursi empuk yang sudah tidak layak lagi disebut empuk. Refleks tangan meraih hp, memanggil nomor yang hampir 50 kali masuk keluar per hari.
"mba cepetlah sini "
"ngapo??mba kuliah"
"ado dosen dk??"
"belum si.."
"sini lah cepetan "
beberapa menit kemudian..
"ngapo?"(kenapa?)
"tadi ada yang nanya2 nha.. serem mukanya"
"nanya apa?"
"yoo nanyo cak itu lah mba "( ya nanya gitu lah mba)
masih panik, masih gemetar, masih resah, duduk berdiri,duduk,berdiri.
"kenapa sih. mba bingung dek!"
nha, 2 mahasiswi yang tadi muncul lagi. seketika tambah berdebar jantung, kl saja bukan ciptaan Allah mungkin sudah terlepas dari tempatnya.
"apo dio tadi syarat melok beasiswa ni yuk" (apa tadi syarat ikut beasiswa ini mba?)
"ooo..bla bla bla " mba ini lancar menjelaskan !
"oya makasi yoo yuk" (ya, makasih ya mba)
mba disebelah ku melirik sambil tersenyum ..
"apa masalahnya?"
***
selidik punya selidik, sebenarnya kedua mahasiswi tadi hanya ingin menanyakan tentang apa yang sedang kami lakukan. kebetulan saat itu kami sedang membuka stand pendaftaran beasiswa salah satu perusahaan yang diperuntukkan bagi siswa-siswi juga mahasiswa-mahasiswi. kebetulan siang itu tugas jaga ku. Ekspresi berlebihan ku sebenarnya bukan tanpa alasan. Dua orang mahasiswi itu datang dengan ekspresi muka menyeramkan menurutku. Selain itu, suara mereka bernada flat khas orang yang sedang marah atau kesal. Padahal, itu budaya mereka. Mereka terbiasa berbicara dan berinteraksi dengan gaya seperi itu.
Ini salah satu kejadian yang disebabkan oleh ketidak mampu-an saya membaca raut dan ekspresi suara orang palembang. ini baru satu, masih banyak kejadian aneh yang saya alami dengan sebab yang sama.
Setelah hampir satu tahun tinggal di bumi Sriwijaya, saya belum juga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya setempat. Ini jelas masalah untuk diri saya sendiri. Terkadang justru membuat saya sedikit "gila" memikirkan nya (sedikit berlebihan ^^)
Hal ini mungkin tidak akan begitu berdampak jika kasus yang terjadi seperti diatas. Maksudnya, jika yang terlibat dalam hal ini adalah orang lain yang saya sendiri tidak mengenalnya. Tapi akan jadi masalah besar ketika sahabat saya sendiri yang terlibat dalam kasus salah sangka dan salah baca tersebut. Salah sangka, salah duga, bahkan mungkin pertengkaran.
Satu - satunya hal yang dapat saya lakukan adalah belajar, belajar, terus belajar hingga saya terbiasa melakukanya tanpa harus berfikir dan terbebani melakukanya.
*persembahan khusus sahabat-sahabat "Palembang" ku...
maaf untuk ketidak mampuanku membaca dan mengerti kalian
sumber gambar :
http://www.google.co.id/imgres?q=forgive+me&hl=id&biw=1228&bih=555&gbv=2&tbm=isch&tbnid=-x7k4O2PjnZ9BM:&imgrefurl=http://www.mylot.com/w/photokeywords/forgive%2Bme.aspx&docid=1Tw8QzPa6awyCM&imgurl=http://images.mylot.com/userImages/images/postphotos/2075198.jpg&w=400&h=401&ei=14dQT8OrBYjIrQet183ADQ&zoom=1&iact=hc&vpx=87&vpy=121&dur=229&hovh=224&hovw=223&tx=140&ty=132&sig=114379866254283065871&page=1&tbnh=110&tbnw=110&start=0&ndsp=21&ved=1t:429,r:0,s:0
Jumat, 02 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hha, tahan banting ya lus,
mba aja mpe sekarang masi suka bingung, ni orang marah pa gag.
tapi sebodo amat lah, yg penting qta.nya biasa aja. xD
insyaALLAH nggak marah mba :)
cuma masih bingung juga si ^^"
:: ini memang dedikasi khusus, ditulis malem itu juga mba tapi gak sempet nge-post